2014 : Waste

Penurunan kualitas lingkungan secara global telah menggugah kesadaran masyarakat dunia dalam berbagai sektor termasuk dunia pendidikan. Perguruan tinggi sebagai institusi pembaruan dan peningkatan IPTEK berkewajiban memberikan contoh dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Komitment Universitas Sebelas Maret tersebut diwujudkan dalam upaya untuk menciptakan lingkungan kampus yang bersih, hijau, dan sehat melalui program Green Campus. Terdapat beberapa indikator dan kriteria yang harus dipenuhi untuk mewujudkan Green Campus, salah satunya pengelolaan dan pengolahan limbah (Waste) baik limbah organik, anorganik, limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan disposal. Beberapa program dan kegiatan dalam mengolah dan mengelola limbah, antara lain: Recycing Program for University Waste, Toxic Waste Recycling, Organic Waste Treatment, Inorganic Waste Treatment, Sewage Disposal.

A. Daur Ulang Air Limbah (Waste Water treatment)

Recycling Program for University Wastemerupakan salah satu upaya mengolah limbah cair domestik di UNS sehingga dapat digunakan kembali. Adanya Recycling Program for University

Wastediharapkan mampu mengolah limbah cair domestik sehingga dapat digunakan kembali dan dapat menurunkan kuantitas penggunaan air tanah di lingkungan UNS. Namun, sejauh ini UNS belum memiliki Recycling Programsecara terpadu dan menyeluruh untuk mengolah limbah cair domestik yang cukup besar yang dihasilkan UNS. Sebagian limbah domestik masuk ke dalam kolam UNS yang kemudian dimanfaatkan kembali untuk keperluan siram-siram.

Disisi lain, UNS telah membuat sistem saluran limbah cair domestik dan air hujan terintegrasi yang terdapat di sekitar Fakultas, Lembaga, Kantor Pusat dan UPT yang dialirkan menuju kolam penampung yang ada di UNS. Dari kolam UNS maka air akan dialirkan menuju anak sungai Bengawan Solo

 

B. Pengelolaan dan Pengolahan Limbah Organik dan An Organik (Organic and In Organic Waste Treatment)

Salah satu limbah terbesar yang dihasilkan oleh aktivitas dan lingkungan UNS adalah limbah anorganic seperti daun dan kertas. Pada tahun 2014, UNS telah melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik dengan memperbanyak tempat sampah organik dan anaorganik disetiap fakultas/unit kerja dan sepanjang jalan di UNS.

Data pemisahan sampah organik dan anorganik terlihat mengalami peningkatan pada Tahun 2014 ini. Pada Tahun 2013 hanya sekitar 22,7% (5 fakultas) dari seluruh fakultas dan unit kerja yang melakukan pemisahan sampah anorganik dan anorganik. Pada Tahun 2014, tempat sampah anrganik dan anorganik telah tersebar di seluruh fakultas, unit kerja, dan sepanjang jalan di UNS (hampir 100%)

Pada saat ini UNS melakukan pengolahan limbah organik secara mandiri (fully composted organic waste) dengan memanfaatkan alat composting yang ada di Fakultas Pertanian dan Teknik. Namun, sebagian limbah organik ini juga dimanfaatkan dan dikelola oleh pihak ketiga.

Pada Tahun 2014, telah dilakukan berbagai upaya untuk mengurangi penggunaan kertas, antara lain: undangan rapat internal UNS menggunakan surat elektronik (sms atau email), konsultasi skripsi menggunakan kertas secara sisi atau menggunakan softfilesaja.

Sedangkan Inorganic Waste Treatment hanya dilakukan dengan pengumpulan dalam suatu container atau suatu tempat agar limbah anorganik tidak tersebar. Pengelolaan limbah dan sampah an organik ini diserahkan kepada pihak ketiga.

Pengolahan Sampah Organik di Fakultas Pertanian
 
 
 
Pengolahan Sampah Organik di Fakultas Teknik

Di Fakultas Teknik UNS terdapat Unit Pembuatan Pupuk Kompos yang merupakan tempat pengolahan sampah organik daun yang diolah menjadi pupuk kompos. Unit ini sudah mulai melakukan pengolahan sampah daun sejak Bulan Desember tahun 2013 atas kerja sama Fakultas Teknik dengan WIKA. Unit ini awalnya di kelola oleh Fakultas Teknik tetapi sekarang dikelola oleh Koperasi Mahasiswa (KOPMA). Di unit Pengolahan pupuk kompos ini sudah terdapat alat pencacah daun, tetapi alat ini belum maksimal digunakan karena hanya bisa digunakan untuk mencacah sedikit sampah daun dan proses pencacahan harus diulangi hingga 2 kali.

Sampah daun yang dihancurkan diberi fermentor 2-3 minggu dimasukkan dalam drum tertutup. Pupuk kompos yang sudah jadi ditimbang seberat 1 Kg dan dibungkus plastik dengan label Pupuk Kompos Semar. Pupuk ini kemudian digunakan untuk pupuk tanaman di sekitar kampus dan ada yang di jual kepada masyarakat sekitar. Unit Pengolahan Pupuk Kompos ini tidak setiap hari beroperasi, kadang hanya beroperasi 3 kali seminggu dan dapat menghasilkan kurang lebih sebanyak 70 bungkus pupuk kompos.

  
C. Pendaur ulangan Limbah Beracun (Toxic Waste Recycling)

Beberapa fakultas dan unit kerja dalam UNS yang sangat dominan sebagai penghasil limbah kreteria B3 antara lain: Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas MIPA, Fakultas Kedokteran, Fakultas KIP, UPT. Lab. Pusat MIPA UNS.

Sebagai salah satu laboratorium pendidikan, keberadaan laboratorium memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan bagi mahasiswa maupun bagi dosen yang mengadakan penelitian dalam ruang lingkup Universitas. Oleh karena itu, tingkat aktivitas laboratorium tersebut sangat tinggi. Dari hasil praktikum yang dilakukan mahasiswa dan analisis pendahuluan, diketahui bahwa pada pratikum tersebut, menganalisa sejumlah sampel yang mengandung bahan-bahan berbahaya seperti unsur logam berat, yaitu: Fe, Pb, Cr, Cu, Cd, Hg, dan lainnya.

Sebagian pengelolaan limbah beracun di UNS dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak ketiga dan sebagian lagi dikelola secara mandiri menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Sejak tahun 2009 telah dilakukan pembangunan unit pengolah limbah, terutama yang berasal dari UPT laboratorium pusat MIPA. Direncanakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) tersebut akan digunakan secara terintegrasi menampung limbah yang dikeluarkan oleh MIPA dan fakultas Kedokteran

Hasil uji air limbah Laboratorium kimia pada tahun 2014 disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan hasil analisis air limbah pqdq Sub. Lab. Kimia MIPA UNS tersebut terlihat kualitas airnya masih baik, dan tidak ada yang melampaui baku mutu lingkungan.
Tabel 1. Hasil uji air limbah Sub. Lab. Kimia MIPA UNS pada Tahun 2014 Universitas Sebelas Maret (UNS)

D. Ipal Terpadu
UNS telah merencanakan untuk membangun IPAL tepadu. Rencananya akan menggunakan konsep  satu IPAL dengan lokasi seperti terlihat pada gambar….  Lokasi satu ipal terpadu terletak pada  lokasi yang paling rendah sehingga lebih mudah mengalirkan limbah cair domestic dari semua fakultas dan unit kerja. Rencana satu IPAL juga tidak terlalu banyak menggunakan lahan kosong atau terbuka dan dapat mengurangi biaya pembuatan IPAL
 
Disain IPAL terpadu yang telah dibuat oleh tim Green Campus UNS yang akan direalisasikan tahun 2015