Water

Water

Program Konservasi Air 

Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah dijelaskan bahwa pengelolaan air tanah didasarkan pada cekungan air tanah yang diselenggarakan berlandaskan pada kebijakan pengelolaan air tanah dan strategi pengelolaan air tanah. Pengaturan pengelolaan air tanah diarahkan untuk mewujudkan keseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaan air tanah. Pelaksanaan kegiatan tersebut secara teknis perlu disesuaikan dengan perilaku air tanah yang meliputi keterdapatan, penyebaran, potensi mencakup kuantitas dan kualitas air tanah serta lingkungan air tanah. Air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal yaitu air tanah yang terdapat pada akuifer tidak tertekan (unconfined aquifer) dan air tanah dalam yaitu air tanah yang terdapat pada akuifer tertekan (confined aquifer). Akuifer yaitu lapisan batuan jenuh air tanah yang dapat menyimpan dan meneruskan air tanah dalam jumlah cukup dan ekonomis.

Sumberdaya air di Kampus Universitas Sebelas Maret Kentingan Surakarta merupakan bagian dari sumberdaya air tanah dalam yang berada pada Cadangan Air Tanah (CAT) Karanganyar – Boyolali. Potensi  Cadangan Air Tanah (CAT) Karanganyar – Boyolali dengan jumlah aliran air tanah bebas atau air tanah dangkal Q=1.338 juta m3/tahun dan jumlah aliran air tanah tertekan atau air tanah dalam Q=21 juta m3/tahun. Sumberdaya air ini cukup banyak apabila dibandingkan dengan CAT lain yang ada di sekitarnya.

Secara mikro sumberdaya air tanah di Kampus Universitas Sebelas Maret Kentingan Surakarta terdapat pada Formasi Notopuro. Stratigrafi yang terbentuk sebanyak 6 perlapisan batuan dengan nilai tahanan jenis yang berbeda berdasarkan sayatan vertikalnya. Lapisan pertama memiliki nilai tahanan jenis 88,75 ohm-meter, dengan material berupa lempung, ketebalan perlapisan ini yaitu 0,5 meter. Lapisan kedua berupa lempungberpasir dengan nilai tahanan jenis 15,16 ohm-meter. Lapisan ini memiliki ketebalan 1,5 meter. Lapisan ketiga berupa material batupasir dengan nilai tahanan jenis 4,84 ohm-meter, lapisan ini memiliki ketebalan 8 meter. Lapisan ini merupakan akuifer untuk airtanah dangkal. Lapisan keempat memiliki nilai tahanan jenis sebesar 7,48 ohm meter, materialnya berupa lempung berpasir, dengan ketebalan lapisan ini yaitu 28 meter. Lapisan kelima memiliki nilai tahanan jenis 5,74 ohm-meter dengan material berupa batupasir yang mampu meneruskan air. Pendugaan untuk potensi ditemukannya akuifer airtanah dalam terletak pada lapisan ini dengan dugaan material berupa batupasir dan nilai Rho terendah. Lapisan keenam memiliki nilai tahanan jenis 25,49 ohm-meter, material berupa lempung (Yoga Wibowo: 2012). Stratigrafi perlapisan batuan yang terdapat pada Formasi Notopuro terdapat pada Gambar 4.1. Berdasarkan pada stratigrafi tersebut keberadaan air tanah dangkal pada kedalaman 4,00 m – 10,00 m dan air tanah dalam pada kedalaman 38,00 m – 98,00 m.

Program dan pelaksaan Konservasi Sumberdaya Air di Universitas Sebelas Maret Kentingan Surakarta meliputi beberapa cara

a.  Regulasi melalui perbitan Surat Keputusan Rektor Universitas Sebelas Maret Nomor: 827A/UN27/HK/2013 tentang Pedoman Pengelolaan Kampus Ramah Lingkungan (Green Campus) Universitas Sebelas Maret yang mengatur pelaksanaan Green Campus termasuk pelaksanaan pengelolaan sumberdaya air

b. Pelaksaan kampanye hemat air melalui sosialisasi dan leaflet yang berupa anjuran untuk dapat menggunakan air tanah secara efisien dan tepat guna. Kegiatan ini telah dilakukan sejak tahun 2013 sampai sekarang. Sasaran kegiatan ini tenaga pendidikan, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Selain itu penggunaan alat yang hemat air.

 

Gambar 4.1.   Leaflet Kampanye Hemat Air (a) dan sarana prasarana penghemat air (b)

c. Penetapan kawasan resapan air permukaan melalui kegiatan hutan kampus, taman kampus dan pembuatan pedestrian serta ruang parkir menggunakan paving block.

Gambar 4.2.  Kawasan Resapan berupa hutan kampus (a), taman kampus (b), pedestrian (c) dan ruang parkir

d. Pembuatan sumur resapan air tanah dengan tujuan  melakukan pengelolaan air permukaan dengan memperbesar proses infiltrasi sehingga debit sungai yang melalui kampus dapat dikurangi. Pada tahun 2013 telah dibuat 32 buah sumur resapan dan pada Tahun 2014 telah dan akan dibuat 37 buah sumur resapan. Secara teknis ukuran sumur resapan dengan diameter  0,80 m dan kedalaman ± 6,00 m

Gambar 4.3 Sumur Resapan Air Tanah Dangkal

e. Pembuatan danau kampus yang terletak di sebelah timur Kantor Pusat Universitas Sebelas Maret yang dapat berfungsi sebagai kawasan resapan. Selain itu melalui modifikasi sungai dalam kampus dilakukan pemendungan sehingga memberikan kesempatan terjadinya penggenangan sehingga dapat melakukan peresapan (infiltrasi). Dalam jangka panjang di Universitas Sebelas Maret Surakarta Kentingan akan melakukan pengembangan waduk yang berfungsi sebagai lokasi genangan kampus yang berfuna untuk menjaga keseimbangan air dan bahan baku air apabila terjadi keadaan darurat, misalnya kebakaran (Gambar 4.5).

Gambar 4.4 Danau (kiri) dan Bendung (kanan)

Gambar 4.5.  Rencana Danau Penampung Air Hujan

 

Perpipaan Air

Sarana perpipaan adalah bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan membagikan air minum untuk warga kampus melalui jaringan perpipaan/distribusi. Air yang di manfaatkan adalah air tanah atau air permukaan dengan atau tanpa diolah. Sumber air baku yang digunakan di Kampus Universitas Sebelas Maret Kentingan Surakarta berasal dari 2 (dua) sumber air baku yaitu: (a) Air baku yang bersumber dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surakarta sebesar 40% mendukung kebutuhan kampus, dan (b) Air tanah dalam dengan melakukan pengeboran pada lokasi setempat yang menopang kebutuhan air baku sebesar 60%.

Distribusi airtanah yang berasal dari PDAM dilakukan melalui perpipaan yang diarahkan ke setiap unit/fakultas yang ada di Universitas Sebelas Maret. Alat pencatat debit berupa meteran diletakkan pada setiap unit/fakultas sehingga belum dilakukan secara terpusat. Jenis pipa yang digunakan pipa PVC (Polyvinyl Chloride) warna putih/abu-abu dengan dilakukan penanaman di pinggir jalan di bawah permukaan tanah.Pada setiap unit/fakultas membuat penampung sementara sebelum dialirkan ke setiap kran air.  Pengaliran ke setiap tempat dilakukan dengan cara pemompaan dan gravitasi.

Sumber air baku yang kedua berasal dari air tanah (ground water) dengan cara melakukan pengeboran pada pada setiap unit/fakultas. Sumur air tanah dalam di Universitas Sebelas Maret Surakarta sebanyak 16 sumur dengan debit rata-rata 7 liter/detik. Sebelum dialirkan ke setiap kran maka dilakukan penampungan air. Sistem penampungan ada 2 jenis yaitu: (a) Pada permukaan tanah, air masuk dalam tempat penampung dengan gravitasi tetapi penyalurannya dilakukan dengan pemompaan dan (b) Di atas permukaan tanah (tower), dimanaair menuju ke bak penampung dengan cara pemompaan tetapi penyalurannya dengan gravitasi

 Gambar 4.6 Sistem penampung air baku di bawah permukaan tanah (a), tower air (b) dan  pipa pembagi dan alat ukur debit air (c) 

 

English Version