Kementerian PUPR Bangun Pengolahan Air Limbah di Kampus UNS
Dalam upaya pengolahan air limbah, Universitas Sebelas Maret bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU-PR) membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Dalam rangka mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) ke-6: Clean Water and Sanitation, IPAL yang dibangun di kampus UNS dapat berfungsi sebagai sumber pendidikan, penelitian, dan teknologi bagi masyarakat kampus. Selain itu, instalasi juga dapat berfungsi sebagai “sumber pengetahuan” dalam pengelolaan air limbah domestik yang dapat memberikan keilmuan kepada semua pihak. Pembangunan instalasi ini merupakan bentuk nyata dari komitmen Universitas Sebelas Maret dalam upaya pengurangan dan pengolahan limbah air yang dihasilkan.
Instalasi IPAL yang dibangun berkapasitas 1.290 m3 per hari yang melayani 135 sambungan bangunan dan 65 sambungan rumah di sekitar Kampus UNS. IPAL dirancang untuk mengolah air limbah dari berbagai kegiatan kampus, termasuk dari laboratorium, kantin, dan fasilitas lainnya, dengan menggunakan kombinasi proses fisik, kimia, dan biologi untuk mengurangi kontaminan sebelum dibuang ke lingkungan. Sebagian besar air daur ulang berasal dari air wudhu yang telah diolah, yang kemudian dihubungkan ke alat penyiram otomatis di berbagai lokasi dan digunakan untuk irigasi tanaman, menyiram toilet, mencuci mobil, dan mengisi kembali air tanah. Pengukuran kualitas air dari IPAL menunjukkan seluruh parameter memenuhi baku mutu air Kelas I dan Kelas II yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012, tentang baku mutu air limbah untuk kegiatan tanpa baku mutu yang telah ditentukan.
IPAL yang dibangun telah mengalami kemajuan signifikan, dimana sekitar 38% air olahan kini digunakan untuk sistem sprinkler taman. Inisiatif ini telah mengurangi penggunaan air tanah. Selain itu, air dari cuci tangan dan wudhu digunakan kembali untuk irigasi tanaman, yang mencakup sekitar 50% dari kebutuhan irigasi harian. Rata-rata, sekitar 44% air yang digunakan untuk irigasi berasal dari sumber daur ulang ini.
Universitas Sebelas Maret juga memurnikan air danau menggunakan metode reverse osmosis untuk digunakan kembali untuk pertanian hidroponik. Reverse osmosis adalah proses pemurnian air di mana air dipaksa melalui membran semipermeabel di bawah tekanan tinggi untuk menghilangkan kontaminan dan partikel terlarut. Pengolahan air limbah dapat mengurangi penggunaan air secara signifikan, terutama melalui penggunaan biofilter. Proses IPAL sangat penting dalam menilai efisiensi pengurangan polutan. Ini secara efektif menurunkan tingkat polutan seperti Chemical Oxygen Demand (COD), Biological Oxygen Demand (BOD), dan Total Suspended Solids (TSS). Selain itu, penggunaan teknologi Reverse Osmosis menghasilkan air bersih dengan kandungan total dissolved solids (TDS) yang rendah. Dengan menggabungkan kedua teknologi ini, ketergantungan terhadap sumber air tanah yang semakin langka dapat dikurangi.
Meskipun konsumsi air di Universitas Sebelas Maret cukup tinggi, namun upaya untuk menghemat air dan memanfaatkan sumber daya alternatif tetap dilakukan. Hal ini tidak hanya menghemat air tetapi juga mengurangi beban organik pada sistem pembuangan limbah, sehingga memberikan manfaat bagi lingkungan. Dengan demikian, air yang telah diolah oleh IPAL menjadi air layak buang, yang melindungi ekosistem sungai dan mengurangi pencemaran Sungai Bengawan Solo oleh air limbah domestik.