TRANSCODING, Bahan Seni dari Limbah Bernilai Ramah Lingkungan untuk Pameran Internasional
September 24th-29 th, 2018. Surakarta, Central Java, Indonesia. International Visual Culture Exhibition (IVCE) merupakan acara pameran internasional yang rencananya akan menjadi kegiatan tahunan di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
IVCE#1 diselenggarakan dalam kemasan “Nature, Culture, and Arts” yang diselenggarakan pada tahun 2017 yang lalu dengan mengusung tema ekologi dengan pendekatan kebudayaan (culture) yang sejalan dengan konsep green campus UNS.
Pada IVCE#2 tahun ini, tema Transcoding dipilih untuk mengkritisi fenomena-fenomena yang berkembang saat ini, sehingga perlu penyegaran kembali warisan seni-budaya yang semakin kehilangan animo dan pelakunya. Sangat tepat jika IVCE#2 juga mengkiritsi fenomena semakin menipisnya sumber daya alam untuk dieksploitasi dan kian pentingnya kreativitas sebagai modal penting dan fenomena kian hilangnya kesadaran historis ditengah budaya konsumerisme. Kuratorial Transcoding terlampir.
IVCE#2 ini diikuti oleh perupa perorangan atau kelompok dari civitas academica Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, alumni, dan internasional, berdasarkan proses seleksi tim kurator dan juga berdasarkan undangan khusus dari pihak kurator.
Pada kesempatan kali ini, IVCE#2 menampilkan karya Drawing, Lukisan, Seni Grafis, Seni Keramik, Seni Patung, Seni Kriya, Batik, Fotografi, Seni Instalasi, Seni Video (Video Art), Komik, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Desain Tekstil, Multimedia, Media Baru (New Media), dan lain-lain.
IVCE#2 diikuti oleh 27 perupa Indonesia, 20 perupa Internasional. Karya desain komunikasi visual sejumlah 1 karya, karya desain interior sejumlah 2 karya, karya desain tekstil sejumlah 1 karya, karya multimedia sejumlah 1 karya, karya seni rupa murni sejumlah 25 karya.
IVCE#2 dibuka oleh Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S (Rektor UNS) dan jajarannya dan dihadiri oleh civitas academica UNS, stakeholder di bidang seni rupa, kurator, kolektor seni, bidang pendidikan, profesional, pemerintah daerah, dan masyarakat umum.
Dalam pameran, yang menentukan kualifikasi karya adalah kurator. Kali ini, FSRD memilih 5 kurator dari internal FSRD UNS dan 2 kurator esternal dengan kualifikasi internasional.
Disisi lain, apa itu TRANSCODING…
Transcoding sebagai tema kuratorial pada pameran ini dimaknai sebagai praktik atau tindakan membuat makna baru dari arti/makna/tanda yang telah ada. Tema kurasi ini dilatari oleh: 1) perlunya menyegarkan kembali warisan seni-budaya yang semakin kehilangan animo dan pelakunya, 2) fenomena semakin menipisnya sumber daya alam untuk dieksploitasi dan kian pentingnya kreativitas sebagai modal penting, dan 3) fenomena kian hilangnya kesadaran historis ditengah budaya konsumerisme.
Dari tiga hal itu, pameran ini hendak merespons fenomena-fenomena itu untuk tujuan pertama, orang akan memiliki kesadaran untuk meremajakan warisan seni-budaya dengan bentuk, teknik dan ide yang segar; kedua, menjadikan kreativitas menjadi praktik penting untuk selaras dengan perubahan riil dalam masyarakat; ketiga merajut sejarah dengan cara dialogis-kreatif.
Dengan uraian diatas, kami, kurator berharap peserta pameran dapat menampilkan: 1) karya dengan transcoding spirit, 2) karya yang berorientasi pada green concept, yaitu karya yang sedapat mungkin mengandung gagasan yang pro lingkungan dan mengandung bahan/material yang ramah lingkungan dan memiliki dimensi/aspek keberlanjutan (sustainbility), 3) karya yang memiliki muatan dialog dengan sejarah, menunjukkan kreatifitas baru dan segar dalam aspek bentuk, ide dan gagasan.
Kami berharap pameran ini dapat membawa manfaat bagi masyarakat luas untuk dapat terlibat dan mengapresiasi berbagai karya dari disiplin dan lintas displin seni murni, desain, kriya, hingga media baru, juga bagi pendidikan tinggi seni dalam memberikan tawaran perspektif segar dalam merespons warisan seni-budaya dan perubahan-perubahannya dengan pengalaman dekat secara kritis-reflektif.
: UNDUH SELENGKAPNYA : KATALOG : RUNDOWN :