Masukan Universitas pada Penyusunan RENSTRA KLH 2015-2019
Surakarta, 17 Desember 2013. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bersama Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) menyelenggarakan Lokakarya Penjaringan Masukan dari Perguruan Tinggi dalam rangka Pengkayaan Materi Penyusunan Renstra Kementerian Lingkungan Hidup 2015-2019. Kementerian Lingkungan Hidup menerima masukkan dan solusi terhadap isu strategis lingkungan hidup dari 13 Universitas di Indonesia pada Focus Group Discussion (FGD) sepanjang bulan Oktober – Desember 2013 untuk dapat menyusun rencana strategis KLH tahun 2015-2019. FGD ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai situasi lingkungan, pembangunan yang diharapkan, serta peran stakeholder yang diharapkan dalam mengatasi masalah dan peluang lingkungan hidup yang dihadapi
Acara ini dihadiri oleh Ir. Hermien Roosita, MM (Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup), MR Karliansyah (Deputi II KLH Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan), Drs. Rasio Ridho Sani, M.Com, MPM (Deputi IV KLH Bidang Pengelolaan B3, Limbah B3, dan Sampah), Drs. Sudariyono (Deputi V KLH Bidang Penaatan Hukum Lingkungan), Dr. Henry Bastaman, MES (Deputi VII KLH Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas), Prof. Dr. Raviq Karsidituan (Rektor Sebelas Maret Surakarta), serta perwakilan Pusat Studi Lingkungan (PSL) dari 13 Universitas di Indonesia yaitu UNS Surakarta, Universitas Diponegoro, Universitas Cenderawasih, Universitas Brawijaya, Universitas Pattimura, Universitas Tanjungpura, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Hasanuddin, Universitas Mataram, Universitas Nusa Cendana, Universitas Sriwijaya, dan Universitas Riau, Universitas Lambu Mangkurat.
Pada 2014 adalah akhir tahun RPJMN 2010-2014, dimana akan terjadi perubahan pemerintahan dan seluruh proses persiapan penyusunan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan Renstra KLH untuk tahun 2015-2019 harus segera diselesaikan. Proses penyusunan perencanaan baru inilah yang disiapkan KLH dengan memperhatikan masukan dari internal KLH maupun dari eksternal KLH yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, LSM, media, dunia usaha dan kalangan universitas.
Dalam sambutan pembukaan, Sekretar is Kementerian Lingkungan Hidup, Ir. Hermien Roosita, MM, mengatakan, “pertemuan kali ini adalah bagian dari revitalisasi kemitraan KLH dengan perguruan tinggi dengan tujuan kembali menguatkan universitas sebagai “center of excellence” daerah di bidang lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam”, jelas SesmenLH.
Mengingat jumlah penduduk yang makin meningkat dan lebih dari 60% penduduk akan tinggal di perkotaan, maka permasalahan lingkungan kota perlu segera diantisipasi yaitu pencemaran udara terutama akibat sektor transportasi, pembangkit listrik, pencemaran air dan tanah terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Selain itu, untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan dan energi yang tinggi akibat lonjakan penduduk, maka sumber daya alam akan semakin lebih besar diperlukan sehingga potensi pencemaran dan kerusakan ekosistem akan meningkat.
Pemerintah Pusat dan Daerah telah berupaya untuk melakukan pengendalian pencemaran dan kerusakan kerusakan lingkungan dan pencemaran lebih tinggi dibandingkan dengan upaya yang ada. Seringkali pemerintah daerah yang telah dilatih tidak semp at melakukan upaya penindakan. “Kami sangat berharap, universitas dapat turut membantu masyarakat dan pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan lingkungan di wilayah masing-masing”, jelas SesmenLH.
Indonesia dengan potensi keanekaragaman hayati yang tinggi, baik di dalam hutan maupun di laut, mempunyai peluang yang besar untuk memecahkan masalah pangan, energi dan air baik bagi Indonesia sendiri maupun bagi dunia. Hutan di Indonesia menghasilkan obat-obatan dan makanan alternatif. Pada tahun ini, Indonesia telah meratifikasi Protokol Nagoya untuk memastikan akses dan manfaat yang lebih besar dari keanekaragaman hayati bagi masyarakat Indonesia. KLH mengharapkan universitas dapat menjadi pusat pengetahuan dari keanekaragaman hayati yang Indonesia miliki demi memenuhi kebutuhan pangan, energi dan air bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam rangka pencanangan Green Campus, Kementerian Lingkungan Hidup memberikan 6.250 batang pohon untuk 13 hektar lahan di universitas-universitas untuk dapat dipelihara dengan baik sebagai bagian dari upaya penghijauan kampus, serta pemberian motor sampah dan alat pencacah sampah dapat difungsikan dengan baik untuk menanggulangi masalah sampah di kampus. Terdapat 5 (lima) kampus percontohan untuk kegiatan Green Campus yaitu Universitas Sebelas Maret, Surakarta; Universitas Diponegoro, Semarang; Universitas Cenderawasih, Jayapura; Universitas Pattimura, Maluku; dan Univesitas Hasanuddin, Makassar.
“Kedepan kami harapkan Universitas dapat berperan aktif dalam membantu menyelesaikan permasalahan lingkungan maupun dalam menggali potensi yang ada di wilayah masing-masing. Kami berharap didapatkan sinergi yang baik antara KLH dan universitas ke depan untuk dapat memajukan kesejahteraan masyarakat Indonesia”, harap Sesmen LH
Sumber: Perguruan Tinggi Memberi Masukan Bagi Rencana Strategis KLH 2015-1019 Kementerian Lingkungan Hidup