2014 : Setting and Infrastructure

Dalam rangka penerapan dan peningkatan kondisi uns sebagai kampus ramah lingkungan, UNS mengusung tiga pilar utama pengembangan yaitu: green rules, green attitude dan green lifestyle serta green infrastructure.

GREEN RULES ditunjukan dengan komitmen pimpinan telah ditunjukkan dengan beberapa kebijakan yang terkait dengan penataan, pemanfaatan dan pengendalian lahan dan bangunan.

GREEN LIFESTYLE AND GREEN ATTITUDE ditunjukkan dengan berbagai kegiatan mahasiswa dan dosen yang mendukung green campus

GREEN INFRASTRUCTURE terlihat pada perencanaan dan pengembangan lahan,  bangunan dan fasilitas kampus yang ramah lingkungan

Kebijakan yang tercantum Di dalam Pedoman P3LB-UNS, 2010, tentang Penataan Bangunan dan Lahan di lingkungan UNS beberapa pembangunan dilaksanakan sebagai berikut :

  1. Kentingan Sebagai Kampus utama, diarahkan menjadi kampus hijau (Green Campus) yang ramah lingkungan, dan humanis yakni suatu kampus yang dirancang memiliki ruang terbuka yang disediakan untuk tumbuhnya tanaman, kebun percobaan, jalur hijau dan hutan buatan, serta pedestrian yang kesemuanya itu diharapkan dapat mewujudkan suasana lingkungan yang bersih, sejuk dan nyaman
  2. Perkembangan fisik UNS tidak lagi dilakukan secara horizontal, namun pengoptimalan konstruksi bangunan yang sudah ada untuk dikembangkan menjadi bangunan minimal 4 lantai sehingga menambah luas lantai kegiatan sebesar 17.188 m2 pada tahun 2013/2014.
  3. Penambahan pedestrian yang mendukung kampus ramah lingkungan menjadi 3.478 m

UNS  juga mengembangkan system pemanfaatan aset yang didasarkan pada prosedur yang telah ditetapkan dengan memperhatikan asas keberlanjutan, ketersediaan sumber daya, transparansi, dan akuntabilitas yang diatur dalam SK Rektor UNS No. 119/H27/HK/2011 tentang Peraturan Manajemen Pengelolaan Aset Universitas Sebelas Maret.

Sebagai bagian dari Kota Surakarta, kampus UNS mendukung Program Pemerintah Kota Surakarta yang berbasis “Ecocultural City” dengan mengalokasikan sebagian lahannya untuk mendukung konsep “kota didalam Hutan” Kota Surakarta. Dan pencapaian karakter kota yang berbudaya.

Pengendalian bangunan dan lingkungan kampus melalui konsep integrasi kampus. memperhatikan secara spesifik konteks Kampus Kentingan UNS YANG memiliki spirit untuk membentuk/memperkuat karakter dan identitas Kampus UNS, dapat memperkuat/memperjelas struktur ruang kawasan Kampus, realistis dan rasional.

Sejalan dengan kebijakan PBB yang tertuang dalam ”The Decade of Education for Sustainable Development”, UNS telah turut meletakkan dasar-dasar, tata nilai dan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang terlihat dalam pembangunan Komponen-komponen “Setting and Infrastructure” di Kampus UNS Kentingan berikut ini :

A. RTH/Ruang Terbuka Hijau

Di kampus Kentingan luas area terbuka hijau adalah 24,729 ha atau 41,76 %. Pengembangan RTH di kawasan kampus Kentingan UNS didasarkan kebutuhan akan RTH yang memiliki fungsi ekologis dan fungsi social budaya.

Ruang Terbuka Hijau Kampus Kentingan UNS

RTH dengan fungsi ekologis

Rth dengan fungsi ekologis, estetika dan social budaya

RTH dengan fungsi social budaya

B. Hutan Kampus

sebagian besar Ruang Terbuka Hijau tertutup oleh tanaman yang membentuk Hutan Kampus. Hal ini juga sebagai dukungan UNS terhadap Program Kota Surakarta “Ecocultural City”

 

C. Danau

Selain sebagai elemen ruang terbuka hijau dengan luas 0,53 ha , ke depannya danau difungsikan sebagai konservasi air, natural lanscape, perkembangbiakan natural hayati seperti ikan, tanaman air.

Danau Kampus UNS

D. Pedestrian dan Jalan

Pedestrian  yang sudah terbangun di lingkar dalam  gedung pusat, pedestrian penghubung antar fakultas, pedestrian masuk kampus

fasilitas pedestrian di dalam area gedung utk menuju gedung /fasilitas yang lain dengan aman & nyaman sesuai dg Permen PU No. 30/PRT/M/2006 Bab 2B.

Penambahan Pedestrian baru di masing-masing Fakultas yang terintegrasi dengan pedestrian utama dan pedestrian di fakultas lain sepanjang 3.447m

pedestrian antar bangunan

penambahan pedestrian

 

D. Gedung

Pembangunan dengan mengoptimalkan ketinggian gedung > 4 lt

 

Peta penambahan pedestrian dan pengoptimalan ketinggian bangunan

SUMBER: OLAH DATA DAN HASIL OBSERVASI 2013/2014